Sunday, April 26, 2020

SNAPSHOT SEKILAS GAMBARAN PANDEMIC COVID-19

Wah,  sudah lama, Penulis Blog AgungSS Experimental Blog ini tidak menulis dan menjumpai Pembaca melalui Blog ini. Hal ini  terutama disebabkan  saat ini  Penulis seperti juga para penduduk lainnya sedang mengisolasi diri di rumah hampir 1 1/2 (Satu setengah) Bulan semenjak bulan Maret 2020, terkait terjadinya penyebaran  wabah Corona - Covid - 19 yang telah diumumkan sebagai  Pandemic diseluruh dunia oleh WHO (World Health Organization). 
  • Kita sangat prihatin dengan penyebaran  Pandemic Corona - Covid - 19 ini diseluruh dunia dengan sangat cepat,  dimana untuk setiap perkembangan dari hari ke hari  dapat ditelusuri  antara lain  melalui Website : https://www.worldometters.info/coronavirus/
Selama ini kita sebagai manusia pada umumnya, merasakan "taken for granted" "atau "menerima begitu saja" segala kenikmatan  didunia, khususnya terkait kebebasan kita dapat  bergerak dan ber-mobilitas baik naik sepeda, kendaraan umum, mobil, motor, maupun jalan kaki, baik sendiri maupun bersama-sama, tanpa adanya hambatan. 
  • Namun dengan terjadinya Out-Break atau Penyebaran  wabah Pandemic Virus Corona - Covid - 19, maka berbagai Negara telah menerapkan berbagai ragam metode Jaga Jarak (Social Distancing), maupun ada sebagian negara  menerapkan "Lock Down partial" maupun "Lock Down sebagian kota yang termasuk Zona Merah".  Lock Down ini permulaan diterapkan oleh Pemerintah RRC di Kota Wuhan sebagai pusat Epicentrum dimulainya terjangkit dan penyebaran wabah Corona Covid - 19 ini pada sekitar bulan Desember 2019.  
Dari berbagai berita di Media Sosial, terlihat ada beberapa Negara melakukan kegiatan Pencegahan, mulai dari melakukan Test Masal dengan cepat seperti Negara Korea tanpa ada penerapan "Lock down", mengingat tersedianya alat Test di Negara Korea,  maupun ada negara seperti Italia,  Spanyol   yang telah melakukan Lock Down, mengingat banyaknya jumlah manusia yang terkena Covid-19 dalam periode  yang pendek diawal Tahun 2020.
  • Kita amati Swedia mengandalkan Herd Immunity, kesadaran dari masyarakat sendiri, dengan tujuan membentuk Kekebalan Bersama, guna melawan penyebaran Virus Corona ini,  dimana kehidupan berjalan normal tanpa ada aturan pembatasan, kecuali larangan berkumpul tidak boleh lebih dari 50 orang. 
Terdapat juga  contoh seperti negara Belanda,  dimana "tidak dilakukan Test"  dan diserahkan kepada masyarakat untuk "bertanggung jawab menjaga Jarak - Social Distancing" dan bekerja dirumah (Work From Home -WFH) serta meliburkan sekolah termasuk Day Care untuk penitipan anak-anak balita.  Namun, menurut informasi dari anak Penulis yang tinggal di Belanda, mulai minggu depan  sekolah mulai dibuka dengan cara  selang seling hari masuk sekolah termasuk Day Care.

Hal yang  mengejutkan  terkait jumlah signifikan manusia yang terkena dampaknya hingga tanggal 24 April 2020, adalah negara maju seperti USA,  dimana sesuai terbaca di data  Website : http://www.worldometers.info/coronavirus/ korban manusia yang wafat hingga per tanggal 24 April 2020 di USA mencapai lebih dari 50 ribuan, Perancis lebih dari 22 ribuan, Spanyol lebih dari 22 ribuan, Italy 25 ribuan,  German lebih dari 5 ribuan, Belgium lebih dari 6 ribuan, Belanda Lebih dari 4 ribuan. 

Namun menurut Para Ahli Peneliti sebenarnya tidak dapat dilakukan perbandingan riil antara satu dengan negara lainnya. 

Hal ini menurut Para Ahli Penelitian terindikasi bahwa perbedaan Jumlah yang terkena Virus Covid - 19, yang berbeda antara  Negara, khususnya antara Negara Maju dan Negara yang berkembang  adalah antara lain disebabkan  kemampuan  kecepatan melakukan pelaksaanaan Test yang memadai sesuai Standard Protokol Kesehatan WHO, secara masal pada faktanya adalah  berbeda satu dengan lainnya, tergantung jumlah ketersediaan Alat Test yang memadai pemenuhan Standard WHO, misalnya di Korea Selatan sangat cepat Pelaksaan Testnya, karena memang alat testnya yang memadai dan memenuhi standard WHO  sangat  cukup.   
  • Selain itu menurut Para Ahli Peneliti, kenapa  jumlahnya jauh berbeda, hal ini  karena seperti di USA Amerika Serikat, perhitungan yang meninggal juga dihitung bukan hanya dari yang sudah diketahui positif  Covid -19 melainkan,  jika meninggal   sedang dalam Pemantauan atau Pengawasan akan dimasukkan dalam jumlah angka Kematian karena Covid -19. Belum lagi jumlah yang dikarantina di rumah sendiri,  karena tidak cukup memadainya daya tampung kapasitas jumlah menampung Pasien,  karena Level positifnya ada yang berat, sedang, hingga ringan.         
Sedangkan di Indonesia, menurut laporan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid - 19, yang "dilaporkan sebagai angka kematian karena Covid-19"  adalah pasien yang sudah terbukti Positif dengan Test Real Time "PCR".
  • Adapun jika yang meninggal dalam masa (Orang Dalam Pemantauan) ODP maupun (Pasien Dalam Pengawasan) PDP, dimana hasil Test Real Time (dengan PCR) belum keluar hasilnya,  tidak dimasukkan dalam Laporan Daftar Pasien Meninggal karena Covid-19.  Hal ini juga tidak termasuk yang meninggal, pada masa Penyebaran Covid -19, yang bukan atau tidak berada di Rumah Sakit rujukan, namun dimakamkan dengan Protokol Protap Pemakaman Korban Covid-19. Selain itu perhitungan kematian di Indonesia dihitung  mulai bulan Maret 2020. Maka terlihat bahwa jumlah manusia yang telah ditest Rapid Test maupun PCR masih sangat terbatas dibandingkan dengan jumlah seluruh penduduk di Indonesia.
Hal diatas,  tentunya membutuhkan waktu yang berbeda antara satu Negara dengan Negara lainnya untuk mengetahui kapan Puncak Kurva dari Penularan Terkena Penyebaran Covid-19. Para Ahli Epidemologi adalah  yang mempelajari dan menguasai kecenderungan Kurva dari Penyebaran Virus Covid - 19, baik level Internasional maupun Nasional, dimana dalam Grafik Kurva terlihat adanya kenaikan penyebaran hingga mencapai Puncak Penyebaran selanjutnya akan terjadi  penurunan.       
  • Dalam Era  Globalisasi saat ini kita dapat memperoleh  berita mengenai status laporan  Covid 19 diberbagai belahan didunia ini melalui You Tube yang merupakan rekaman berita baik dari BBC, CNN, Al Jazeera, Global News, maupun berita TV dalam negeri antara lain TV One, I News, TVRI, Berita Satu, Kompas TV, Metro TV, sehingga kita dapat melakukan perbandingan cara penanganan Pencegahan dan Pengobatan Covid-19 antara satu dengan negara lain.
Terasa  sangat mengkhawatirkan dan memprihatinkan, namun tidak boleh Panik,  apa yang dialami oleh seluruh penduduk dunia  yang dimulai  pada akhir ujung tahun 2019 di Wuhan dan kemudian menyebar sangat cepat pada ujung permulaan tahun 2020 ini. 

Kita amati bahwa setiap negara masing-masing baru belajar menerapkan pengelolaan pencegahan dan pengendalian penyebaran Covid 19, sesuai keadaan peta kekuatan ekonomi, politik,  keuangan baik dalam level negara maupun  tingkat masyarakatnya,  yang berbeda satu dengan lainnya diberbagai belahan didunia ini.   
  • Di Indonesia, yang berpenduduk lebih dari 250 juta, dimana penduduknya terpencar diberbagai kepulauan, terlihat bahwa Epicentrumnya adalah Jakarta, mengingat Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia menjadi Pusat Konsentrasi Penyerapan tenaga kerja, dari berbagai wilayah di Indonesia. Dengan banyaknya dirumahkannya karyawan, maupun tidak dapat beraktifitas Pekerja Lepas di Jakarta, maka terlihat bahwa banyak Penduduk yang berasal dari Luar Jakarta, yang telah balik ke kampung halamannya, yang secara tidak sadar menjadi Carrier atau Pembawa Wadah Covid - 19 ini kedaerah asalnya.    
Kita amati Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah harus belajar (i) saling  berkoordinasi serta berkomunikasi secara lebih baik diantara mereka maupun (ii) mengkomunikasikan langkah kebijakan serta usaha pencegahan penyebaran Covid-19 yang dilakukan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah  kepada Publik, dimana telah dibentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 oleh Pemerintah. 

Di kota Jakarta per tanggal 23 April 2020, sesuai data Website corona.jakarta.go.id  disebutkan yang terkena positif adalah 3,605 dari 8,211 Kasus Positif secara Nasional, sehingga Jakarta adalah Epicentrum dari Penyebaran Wabah Covid-19 di Indonesia.  
  • KETERBATASAN KETERSEDIAAN ALAT PELINDUNG DIRI  BAGI TENAGA MEDIS. 
Di berbagai Negara, termasuk Negara Maju, terkesan adanya keterbatasan "Alat Pelindung Diri ("APD")" yang memadai,  guna dapat melindungi keselamatan, keamanan tertularnya Covid-19  bagi Tenaga Medis. 

Hal ini mengakibatkan banyak menelan  korban tenaga medis yang berada di Garda terdepan di Rumah - Sakit rujukan, sehingga sangat rentan  terkena penularan  Covid 19 dari Pasien yang ditangani. 
  • Kejadian  nyata tragis ini  tidak  saja  hanya dialami  Negara Indonesia,  melainkan juga dialami  negara lain seperti di Inggris,  Amerika Serikat,  Spanyol,  Italy, sebagaimana kita saksikan di berbagai berita dunia baik rekaman di You Tube maupun langsung dari Media TV BBC, CNN, France 24, DW maupun TV Lokal Indonesia. Lebih dari 200 negara terkena penyebaran Virus Covid 19 ini sebagaimana kita lihat di daftar List Negara yang tersebut  di website : http://www.worldometers.info/coronavirus/
Seluruh dunia terkesan "tidak menyangka dan tidak siap"   dalam   menghadapi  "Penyebaran Virus Covid-19 yang begitu sangat  cepat penjalarannya", yang dimulai  dari Pusat Epicentrum Kota Wuhan sekitar Desember 2019,  hingga  menjalar ke berbagai belahan dunia lainnya, dimana  menurut para Ahli, teindikasi  dimulai Out Breaknya sudah terjadi semenjak bulan Januari, Februari,  Maret  tahun 2020, dimana hingga kini "belum ada kepastian hingga kapan ujung berakhirnya Penyebaran Pandemic Wabah Covid-19 ini".  
  • Kita amati adanya  polemik di Media Sosial mengenai apakah asal muasal  munculnya Virus Covid 19 ini  berasal  dari (a) Pasar Kelelawar di Kota Wuhan ataukah (b) dari Laboratorium Virus di Kota Wuhan yang terletak lebih kurang 280-an meter dari Pasar Kelelawar di Wuhan. Terindikasi Negara Besar seperti Cina dan USA saling menyalahkan satu dengan lainnya, terkait asal muasal penyebaran Wabah Corona Covid - 19 ini.
Pemerintah USA dibawah pimpinan Presiden Trump  menyalahkan ketidak keterbukaan Informasi dari Pemerintahan RRC mengenai asal usul munculnya Virus Corona Covid 19 ini. Bahkan  Presiden Trump telah menyalahkan WHO dan menunda Pemberian Dana Donor kepada WHO, dimana Trump mengklaim USA menjadi donor terbesar kepada WHO.
  • PILIHAN ANTARA  PRIORITAS KESEHATAN - PENCEGAHAN PERLUASAN PENYEBARAN VERSUS MENYELAMATKAN EKONOMI. 

Selain dari Aspek kesehatan, kita juga amati bahwa diberbagai Negara didunia mengalami tekanan ekonomi dan keuangan,  akibat kebijakan diharuskannya  "Tinggal di Rumah (atau Stay at Home)", Jaga Jarak (Social Distancing), guna mencegah mata rantai penyebaran Wabah Pandemic Corona Covid -19 ini. Guna menekan Kurva Meningginya Penyebaran Covid - 19, maka langkah yang di Prioritaskan diambil adalah Melakukan Social Distancing atau Jaga Jarak baik Sosial maupun Phisik, dimana antara lain di terapkan Lock Down Satu Kota atau Negara, yang mengakibatkan terganggu atau terhentinya pergerakan Ekonomi, karena semua kegiatan yang dapat berkumpulnya orang banyak di batasi atau ditutup. 

Maka terjadi dilema disetiap Negara dalam memilih Prioritas Yang Mana didahulukan. Hal ini jelas akan meningkatkan jumlah angka pengangguran maupun kemiskinan diseluruh dunia ini. 
  • Kita saksikan  dari Rekaman You Tube di beberapa Negara Bagian USA, banyak masyarakatnya melakukan demonstrasi untuk menghentikan Lock Down antara lain di Washington, Ohio, Michigan. 
Di Negara Afrika Selatan bahkan setelah Lock Down, banyak rakyatnya yang meng-antri panjang sekali, guna mendapatkan makanan, karena banyak penduduknya yang kelaparan, karena telah kehabisan makanan.
  • Adapun di Indonesia, dengan adanya kebijakan Tinggal Dirumah(Stay at Home), Jaga Jarak (Social Distancing), Kerja dari Rumah (Work From Home), atau di Indonesia dikenal dengan istilah "Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)" menyebabkan  banyak pekerja harian informal yang kehilangan mata pencaharian akibat adanya PSBB ini.  Kita amati dari Berita di Media TV, bahwa pada awalnya yang terhimbas adalah mulai  kosongnya Hotel serta Restoran,  sehingga banyak Hotel dan Restoran  yang tutup sementara. Hal ini tentunya menghimbas Agen Tour and Travel atau Agen Wisata dan Perjalanan. 
Adapun disektor Bidang Penjualan, disebabkan kebijakan untuk tidak berkumpul di keramaian, maka himbasannya terjadi pada para Pedagang di Pasar-pasar, Pedagang  Kaki Lima, Pengemudi Ojek yang biasa mengangkut Penumpang. pekerja  di warung-warung dan Restoran. 

  • Maka terindikasi bahwa hingga bulan April 2020 ini,  banyak  Perusahaan yang telah mengalami kerugian secara keuangan, karena tidak ada kegiatan penjualan, sehingga terpaksa harus merumahkan karyawannya sementara, bahkan mem-PHK Karyawan karena tidak ada pemasukan. 
Memang sangat memprihatinkan efek dan himbasan dari Penyebaran Pandemic Virus Corona Covid 19 ini terhadap kegiatan perekonomian  di semua Negara di seluruh Belahan di Dunia ini.

Kita sebagai masyarakat awam yang semula tidak mengetahui hal Virus,  terpaksa dan dipaksa untuk mendengarkan keterangan mengenai pencegahan serta pengenalan Virus Covid 19 dari Para Ahli Virus maupun Staf Medis baik di TV maupun Media Sosial, guna "menumbuhkan kesadaran bahayanya Penyebaran Pandemic Virus Covid - 19 ini".

Terkait  masa inkubasi, kita ketahui menurut para Ahli adalah 14 (Empat Belas) hari,  masa berjangkitnya Virus ini pada setiap badan manusia, yang bersentuhan dengan Carrier (atau Pembawa Penularan Covid 19 ini). Jika daya tahan tubuh kita baik,  maka menurut para Ahli,  kita dapat terhindar dari Virus Covid-19. 

Pemerintah melalui Gugus Tugas Pencegahan Percepatan Covid-19,  telah menekankan kepada masyarakat  untuk secara "Disiplin dengan kesadaran yang tinggi". melakukan hal antara lain dibawah ini  :
  • (a) berdiam dirumah (b) rajin mencuci tangan dengan sabun  (c) menggunakan Masker, (d) memakan makanan yang banyak mengandung Vitamin C maupun Vitamin E (e) Mendeteksi indikasi  terkena Covid 19 dari yang ringan hingga yang berat. (f) bekerja di Rumah Work From Home (WFH) (g) melakukan olahraga, namun jangan olahraga memaksa  sampai lelah sekali,  yang dapat menyebabkan stamina badan kita menurun,  sehingga rentan terkena Covid 19.(h) jika kita terpaksa keluar rumah untuk membeli keperluan bahan pokok keperluan sehari hari, kita harus   menghindari kerumunan - keramaian.   
Disebabkan banyak pekerja lepas yang diminta untuk tidak masuk kantor dan berdiam dirumah, maka terlihat banyak Pekerja pendatang dari daerah, yang pulang kampung kedaerahnya, atau awal mudik, karena berbagai alasan termasuk kemungkinan tempat kost  sangat kecil (mungkin lebih dari 3 atau 4 orang satu kamar kost), sehingga rentan penularan karena tidak dapat menjaga jarak satu dengan lainnya. 

Hal mengenai balik ke tempat asalnya masing-masing ini terindikasi terjadi dibanyak negara di seluruh dunia ini.  Malah di India, kita dapat amati banyak penduduk yang berjalan kaki pulang kedaerah asalnya,  karena transportasi umum telah dihentikan oleh Pemerintah setempat. 
  • Kita  amati setiap Negara, akan meminta warga negaranya untuk kembali ke negara asalnya atau mereka minta kepada Pemerintah asal Negara mereka untuk membantu mempulangkan mereka ke Tanah Air asal mereka. Hal ini telah dilakukan oleh Pemerintah Jepang, Amerika, maupun banyak negara termasuk Negara Indonesia yang mengangkut Warga Negara Indonesia yang berada di Wuhan. 
Sangat jarang terjadi kegiatan pulang Tenaga Kerja secara masif dan berskala besar seperti yang terjadi di akhir tahun 2019 dan diujung Tahun 2020 ini. Memang sangat sedih dan memprihatinkan kita bersama, atas meluasnya penyebaran Pandemic Virus Corona Covid 19 ini. 
  • SEMUA PIMPINAN DUNIA DI-UJI  dan DITANTANG : "KETANGGUHAN DAN KESIGAPAN MENGELOLA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN  PENYEBARAN COVID-19.
Semua Pimpinan dari berbagai Negara didunia ini, sedang  diuji dan ditantang : "ketanggugahan dan kesigapan" mereka mengelola Pencegahan Penyebaran Pandemic Covid 19 ini, di Negara mereka masing-masing,  dimana belum ada Vacine  yang ditemukan maupun obat yang dapat menyembuhkan Virus Corona Covid 19 ini. 

Bayangkan,  tiba-tiba banyak sekali negara yang pada faktanya "tidak mempunyai Fasilitas Kapasitas yang Cukup Memadai",  baik tenaga medis maupun perlengkapan Pelindung kepada Tenaga Medis Dokter maupun tenaga medis lainnya. Begitu juga "Kapasitas Daya Tampung Rumah Sakit", sangat kurang,  mengingat "banyaknya jumlah manusia yang perlu ditangani, pada "saat yang bersamaan", sehingga semua penanganannya adalah berdasarkan "Keadaan Darurat", yang tidak pernah dialami oleh semua Negara manapun didunia ini sebelumnya.
  • Para Ahli Virus, menegaskan bahwa  Virus Corona Covid 19 ini adalah Virus Baru, sehingga  Virus COVID- 19 ini  perlu dipelajari Khatarestic Virusnya. Tantangan Besar dari Para Ilmuwan Ahli Virus adalah berlomba-lomba membuat Vaksin, guna dapat mencegah Penyebaran Pandemic Corona Covid 19 ini. Di USA, INGGRIS (lembaga Oxford), maupun di Australia menurut berita sudah dibuat Vaksine yang dicoba kepada "beberapa sukarelawan manusia", dimana kita akan menunggu kabar lanjut perkembangan hasilnya.
Yah, begitulah, Snapshot Sekilas dari Penulis yang Penulis beri JUDUL :  SNAPSHOT  SEKILAS GAMBARAN  PANDEMIC  COVID-19


Penulis 
Agung Supomo Suleiman
Jakarta, 26 April 2020
Masa Isolasi Di Rumah DIMASA PANDEMIC COVID-19