Yah kini aku memasuki suatu fase tahapan baru dalam tahapan kehidupan dimana, Penulis merasa memasuki tahapan harus mengevaluasi dan menata kembali kemana fokus dan kegiatan yang Penulis harus lakukan, karena phisik badan Penulis telah diberikan izin ALLAH berumur didunia lebih dari 62 tahun, sehingga Penulis bertanya pada diri sendiri kegiatan apa yang sebaiknya Penulis lakukan didalam menjalankan fungsi sebagai seorang manusia yang diciptakan oleh ALLAH untuk berada didunia dengan makluk yang lain dengan segala macam beragam profesi, pikiran, pola perilaku yang berbeda satu dengan lainnya.
Penulis sadar tidak ada yang sempurna didunia ini, apalagi jika kita memandang dari aspek agama yang Penulis anut yaitu Islam,
yang menurut pemahaman Penulis sisa umur hidup kita sebagai manusia didunia sebenarnya telah berkurang karena badan phisik kita sudah banyak tanda2 mulai haus tidak beda dengan barang lain atau makluk lain yang ada didunia, kita tidak akan kekal melainkan dalam proses mulai berkurang fungsi kekuatan phisiknya untuk nanti pada saatu saat akan meninggalkan dunia jika memang sudah dipanggil oleh ALLAH sebagai Pencipta dari kita.
- Dengan kata lain apakah Penulis hanya memikirkan eksistensi kita didunia saja, ataukah juga sudah harus secara serius memikirkan apa bekal dan persiapan kita setelah kita nantinya mati, karena tanda2 proses haus-nya phisik badan kita sudah jelas terasa kita alami, khususnya jika kita telah diizinkan ALLAH untuk berada didunia lebih dari 62 tahun hidup. Hal yang jelas adalah bahwa jika Penulis mendengarkan dan membaca Surat2 di Kitab Suci Al Quran, qalbu kita sering diperumpamakan dengan bumi yang mati dan kering yang kemudian oleh ALLAH dibasahi dengan air yang diturunkan ALLAH dari Langit sehingga bumi tersebut bisa hidup kembali setelah tadinya mati dan mengeluarkan berbagai tumbuhan dan makanan serta buah2an yang berguna bagi kita manusia maupun binatang yang juga telah diberikan oleh ALLAH kepada kita untuk bisa meneruskan kehidupan kita didunia ini.
Orang tua maupun nenek dari Penulis sudah lama meninggal dunia, dimana photo orang tua maupun nenek Penulis terlihat dalam tulisan ini, sewaktu masih diberikan kehidupan didunia ini, yang tentunya Penulis pada satu saat senang tidak senang akan juga meninggal jika memang telah ditentukan oleh ALLAH telah habis masa hidupnya didunia ini.
- Kalau kita membaca Kitab Suci Al Quran ternyata dialam diakhirat kita jika telah dibangunkan dari kuburan, melalui adanya tiupan pertama akan bangkit untuk mempertangung jawabkan segala perbuatan kita selama kita berada didunia ini. Kita masing-masing akan diberikan kitab catatan perbuatan kita dimana jika kitab catatan perbuatan kita yang telah dicatat oleh Malaikat pencatat sewaktu kita masih hidup diberikan melalui tangan kanan kita, maka wajah kita akan cerah dan kita dalam keadaan dapat melihat.
- Namun menurut Kitab Suci Al Quran, jika catatan kitab yang diberikan kepada kita adalah melalui tangan kiri kita, maka digambarkan bahwa wajah kita gelap dan secara phisik tidak bisa lagi melihat apa yang terjadi; Segala perbuatan kita selama berada didunia ini tercatat semuanya tanpa adanya perbuatan kita yang tertinggal baik itu perbuatan baik maupun perbuatan yang melenceng dari kebaikan dan ketaatan kita kepada ALLAH.
Mulut kita tidak bisa berbicara dimana yang akan berbicara adalah tangan kita, sedangkan kaki kita menjadi saksi atas perbuatan yang kita usahakan dan lakukan, sebagaimana tersebut dalam Surat Yasin yang seringkali dibaca oleh kita disaat ada diantara kerabat kita yang meninggal dunia dan kembali kepada Sang Khalik Pencipta.
- Penulis sebagai profesi Lawyer tentunya banyak terlibat dalam masalah janji yang ditepati dan yang diingkari, dimana dalam Kitab Suci AL Quran sering sekali disebutkan bahwa Janji ALLAH adalah benar dan Pasti terjadi sedangkan Janji dari Syaitan adalah tipuan belaka, dimana syaitan diberitahukan ALLAH adalah musuh kita yang nyata dan kita tidak boleh sama sekali patuh kepada Syaitan.
Nah persoalannya adalah bahwa kita secara nyata didunia ini tidak dapat melihat maupun mengetahui siapa yang dimaksud setan tersebut, sehingga Penulis mempunyai kesimpulan
bahwa watak dan karakter dan sifat syetan lah yang banyak disebut oleh ALLAH dalam AL Quran yang harus kita cari dan temukan untuk kita jauhi antara lain tidak mau
Patuh dengan Perintah ALLAH untuk tunduk kepada Manusia Adam, karena Syetan merasa lebih senior maupun lebih tinggi derajatnya karena dibuat dari Api, sedangkan manusia Adam diciptakan oleh ALLAH dari Tanah, tembikar yang semula berasal dari Nuftah dimana kita merasa jijik.
- Namun kemudian setelah Nuftah tersebut disimpan dalam rahim kandungan seorang Ibu, akan tumbuh menjadi darah, daging, tulang dan kemudian dilengkapi dengan segala kebutuhan tubuh manusia yaitu telinga, mata, hidung, kaki, tangan, kepala dan segala organ tunuh yaitu jantung, otak, urat, rambut dimana kemudian roh ditiupkan kephisik janin tersebut setelah melalui masa waktu tertentu untuk kemudian lahir kedunia ini dengan proses nangis....
Setelah melalui proses kehidupan didunia dari bayi, remaja, dewasa, sekolah, kuliah, kerja kemudian mulai memasuki tahapan menua dan mulai melemah phisiknya, sehingga kita harus pandai mengelola dan memanage agar tubuh kita sehat dengan antara lain berjalan kaki dipagi hari dan menjaga pola makan kita agar bisa Insya ALLAH hidup sehat untuk bisa menjalankan dan melanjutkan mempertahankan hidup dengan pola yang berbeda tentunya dengan jika kita masih berumur 30 atau 40-an tahun.
Nah hal ini tentunya kembali kepada masing-masing dari diri kita bidang apa yang akan kita fokuskan dan prioritaskan apakah bidang spiritual atau kesadaran beragamanya untuk lebih mengenal apa yang sebaiknya kita lakukan dalam masa transisi dari masa tua hingga tahapan akan dipanggil oleh ALLAH untuk membawa bekal ke dunia Akhirat serta meninggalkan manfaat bagi yang kita tinggalkan didunia ini.
- Terkait dengan Qalbu, agar bisa hidup dan mendapatkan Nur atau Cahaya Ilahi tentunya sesuai dengan peringatan dan berita gembira dalam Kitab Suci AL Quran adalah dengan mau mendengarkan, membaca dan memahami serta mengamalkan perintah, peringatan ALLAH untuk percaya dan beriman kepada Kitab Suci Al Quran yang telah membenarkan kitab2 Suci sebelumnya, untuk mengenal, mengetahui, menyadari, dan meyakini serta mengimani Kemaha Tunggalan ALLAH (Ketauhidan ALLAH) didalam menciptakan dunia alam semesta ini, mengenal siapa ALLAH dengan semua sifat2nya baik sebagai Pencipta, Penguasa, Pemelihara, Penjaga, Penolong, Pengawas, Pemberi Rejeki, Pemberi Tobat, Pembuat Keputusan, Pemurah, Pengasih, Penguasa di Hari Akhir dan mempelajari perintah, petunjuk serta menjauhi larangan ALLAH agar kita dapat berloma-lomba menggapai Tingkat atau Atribut Ketaqwaan kepada ALLAH, agar Insya ALLAH dengan rahmat dan pengampunan ALLAH, kita diperkenankan untuk masuk gologan orang yang bertaqwa dan dengan rahmat ALLAH dizinkan untuk masuk Surga Janatin yang dijanjikan ALLAH dalam Kitab Suci Al Quran.
Maka jalan menuju tingkat ketaqwaan adalah dengan berusaha untuk benar secara berteguh hati mensucikan Qalbu kita agar bisa hidup Cahaya Iman dalam Qalbu kita dan dihindari dari penyakit Hati (Maradun) maupun Ditutupnya Qalbu kita oleh ALLAH disebabkan kita senantiasa Mendustakan dan mengingkari Ayat-ayat ALLAH baik yang tercantum dalam Kitab Suci Al Quran maupun ayat- atau bukti tanda-tanda kebesara ALLAH yang tersebar dialam semesta alam ini. Jadi pilihan adalah pada diri kita manusia apakah kita mau berusaha untuk mohon kepada ALLAH untuk membantu kita menjadi teguh dalam Qalbu dan pendirian serta keyakinan tanpa ragu-ragu untuk beriman kepada ALLAH, Para Rasul, Nabi serta kitab Suci Al Quran yang membenarkan Kitab Suci sebelumnya yaitu antara lain Taurat, Injil sebagai Kitab Suci dari ALLAH yang diturunkan ALLAH kepada Para Nabi dan Rasul untuk disampaikan sebagai peringatan kepada kita selama kita menjalankan hidup didunia agar tidak sesat dan Insya ALLAH mendapatkan Jalan Yang Lurus dari ALLAH.
Agung Supomo Suleiman
12 Agustus 2014 pukul 2.26 PM Waktu Indonesia Bagian Barat